top of page
Gambar penulisDoddy Hidayat

Sabut Kelapa, disini limbah disana dolar

Sabut kelapa adalah bagian dari tanaman kelapa yang sejatinya mempunyai potensi nilai tambah yang tinggi. Alih-alih diolah menjadi high value added product, pada kenyataannya sabut kelapa hanya menjadi limbah di Indonesia.



Manfaat besar sabut kelapa


Setelah menjadi limbah pun sabut kelapa tetap mempunyai manfaat yang besar bagi alam. Sabut kelapa dapat meningkatkan drainase tanah pada tanaman sekaligus membantu mempertahankan kelembapan di tanah yang cepat kering. Karena sabut terurai secara perlahan, seperti halnya gambut, sabut menciptakan kantong udara di dalam tanah yang memungkinkan kelembapan berlebih mengalir dari akar tanaman.


Berbeda dengan lumut gambut yang sangat asam, sabut kelapa memiliki tingkat pH netral. Sebagian besar sayuran dan bunga taman tumbuh paling baik dalam kondisi netral hingga sedikit basa. (Anisa patiwi | kompas.com).


Sabut kelapa untuk Mercedes Benz

Berlainan hal dengan diluar negara kita. Sabut kelapa. Limbah disini, disana menjadi dolar. Perkembangan industri global beradaptasi cepat untuk menggunakan bahan-bahan produk eco friendly, salah satunya adalah industri otomotif dunia seperti perusahaan Daimler-Benz AG yang kita kenal sebagai produsen mobil mewah Mercedes Benz.


Daimler-Benz AG beberapa tahun terakhir sudah melakukan upaya drastis mengurangi pemakaian serat polymer beralih kepada serat alami untuk keperluan berbagi elemen interior, salah satunya penggunan coir untuk bahan baku jok kendaraan. Coir atau Coco fibre adalah sabut kelapa, bayangkan sabut kelapa untuk Mercedes Benz!


Kelebihan Coir sebagai bahan jok mobil adalah karena mempunyai daya lentur yang sangat baik, tahan lama, tidak berbau, dan mempunyai tingkat pencemaran yang sangat rendah (bioderedability). Perusahaan menjelaskan bahwa dengan menggunakan sabut kelapa, hingga 60% energi dapat dihemat dibandingkan saat memproduksi serat polymer, sehingga secara signifikan mengurangi emisi CO2 pada tahap pembuatan bahan baku.


Salah satu petinggi di Daimler-Benz AG, Sari Scheunemann mengatakan:

“The whole world now believes in natural fibers for cars, so it's only a matter of time before others (manufacturers) follow suit.”


Bagaimana upaya Indonesia menyiasati pasar global akan kebutuhan Coco fibre?


Menurut Asosiasi Industri Sabut Kelapa Indonesia (AISKI), permintaan pasar global mencapai 300.000 metrik ton produk sabut kelapa, kebanyakan untuk pasar China, Amerika Serikat dan negara-negara industri di Eropa. Yang mirisnya, kebanyakan bahan baku mentah sabut kelapa diserap China, lalu diolah dengan teknologi dalam berbagai bentuk dan ukuran press block, setelah bernilai tinggi di ekspor ke Amerika dan Eropa.


Dalam hal ini, Filipina sudah membuat terobosan dengan mendirikan pabrik besar pengolahan sabut kelapa secara moderen yang menghasilkan berbagai ukuran Coir-Coco fibre, Coco peat dan produk derifatif berbahan baku sabut kelapa lainnya.


Indonesia saat ini baru bisa memenuhi permintaan pasar sebesar 2.700 ton Coco fibre setiap bulannya dengan tujuan pasar 80% ke China dan sisanya ke Australia dan Amerika Serikat.


Dengan pertumbuhan ekspor yang masih sangat kecil tersebut, ASKI meminta pemerintah untuk memberikan bantuan pengadaan mesin dan permodalan bagi para pelaku industri kecil sabut kelapa. Nampaknya ASKI menyadari diatas hegemoni industri kelapa sawit, pemerintah belum sepenuhnya memberikan perhatian kepada perkembangan industri kelapa di tanah air.


Sabut kelapa hanyalah salah satu potensi nilai tambah diantara produk-produk turunan kelapa lainnya. Indonesia adalah surga kelapa, pemilik luas lahan terbesar dan penghasil kelapa terbesar di dunia.


Sudah saatnya seluruh stakeholder pertanian kita termasuk kita sebagai konsumen memberikan dukungan bagi setiap upaya yang akan mengembalikan kejayaan kelapa, bukan hanya sebagai pemilik lahan dan produksi terbesar, tetapi menjadi pemimpin dunia pertumbuhan pasar industri kelapa. Salam kaluku, salam kelapa Indonesia.

56 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


bottom of page